Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia KH Masdar Farid Mas'udi mengajak semua kalangan untuk menjadikan momentum demokrasi pilkada dalam suasana damai dan penuh dengan keikhlasan.
Jangan sampai hanya karena perbedaan politik dalam memilih pemimpin kemudian merusak kebinekaan. Apalagi, seseorang yang akan menduduki kekuasaan, termasuk dalam hal ini jabatan gubernur, sejatinya merupakan kehendak Allah SWT, di mana seseorang maupun pendukungnya hanya berusaha dan berharap.
Hal itu dikatakan KH Masdar saat memberikan tausiah dalam acara Peringatan Hari Santri dan Deklarasi Pilbup DKI Jakarta Damai oleh Relawan Nusantara (RelaNU) dan Nahdliyin Jakarta di Wisma Antara, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (21/10) malam.
Dalam acara yang juga dihadiri Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Rais Syuriah PBNU KH Ahmad Ishomuddin tersebut, hadir juga ratusan nahdliyin dan kaum muda NU Jakarta.
"Semua akan terjadi kalau dikehendaki Allah. Sesungguhnya, dalam proses perebutan kekuasaan, itu tidak boleh mutlak-mutlakan. Tidak harus yang namanya lawan harus dikalahkan. Karena, ada faktor di mana Allah yang menghendaki. Allah yang memiliki kerajaan kekuasaan. Dan, Allah berkuasa juga mencabut kekuasaan dari siapa pun. Oleh karena itu, ketika ada pilkada, jangan berlebihan, jangan mutlak-mutlakan. Semua boleh berharap jadi, tetapi pada akhirnya akan kembali pada kehendak Allah," kata KH Masdar.
Lebih baik, ujarnya, momentum pemilihan ini dijadikan layaknya pertandingan tennis meja yang bisa menghibur. Oleh sebab itu, tidak boleh habis-habisan dengan emosinya, apalagi sampai menyulut konflik.
"Sangat mahal kalau itu terjadi hanya karena memperebutkan sesuatu yang sebenarnya kekuasaannya bukan di kita. Jangan terlalu tegang. Berusaha boleh, tetapi pasrahkan kepada Allah. Dia yang memberikan kekuasaan kepada siapa pun yang dikehendaki," ujarnya.
Tokoh NU itu melanjutkan, kekuasaan sebagaimana diamanahkan dalam Alquran, adalah amanah. Maka dari itu, yang terpenting jika memegang kekuasaan maka harus bisa menghadirkan keadilan dan tidak boleh diskriminatif.
"Sentimen kelompok keyakinan tidak boleh mencederai komitmen kita untuk bertindak adil. Kalau kalah, jangan mengamuk. Jangan mengingkari takdir Allah," tukasnya.
Dengan sikap yang seperti itu, lanjut dia, maka siapa pun yang menang nanti dan diberikan kekuasaan atas kehendak Allah patut didukung, yang terpenting adalah bagaimana kekuasaan itu menghadirkan keadilan.
"Jangan menghancurkan kebhinekaan kita hanya karena pertarungan kekuasaan. Ikhlaskan yang menjadi takdir Allah, siapa yang menang nanti. Kita dukung agenda yang dipesankan Alquran, yaitu pemenuhan keadilan dan hak-hak masyarakat yang lemah. Itulah yang harus menjadi agenda kekuasaan," tuturnya.
sumber : Beritasatu.com
Beda Pilihan Politik Jangan Rusak Kebinekaan..menurut Rais Syuriah PBNU
4/
5
Oleh
blog
